Wanita Muslimah dan Kewajiban memelihara diri. (II)

 

Bismillah was solaatu was salamu a’la Rasulillah,

TUBUHNYA

Sederhana dalam Makan dan minum.

Seorang wanita akan sentiasa berusaha agar tubuhnya selalu sihat, kuat dan semangat, dan selalu mengatur kesimbangan tubuh. Oleh kerana itu dia tidak akan makan dengan rakus dan berlebih-lebihan, tetapi dia akan makan makanan yang dapat menguatkan tulang-tulangnya dan memelihara kesihatan, kekuatan dan kesimbangan tubuhnya, dengan bercermin pada firman Allah Subahanahu wa Ta’ala dalam Al-Qur’an :

Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” [Al-A’raf: 31]

Juga bercermin pada sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang menyerukan untuk selalu bersahaja dalam makan dan minum:

Tidak ada seorang pun dari manusia ini yang mengisi bejana yang lebih buruk dari perutnya. Tetapi apabila jika harus melakukan juga, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk pernafasan.”[1]

Mengenai hal ini Umar bin Khaththab Radiyallahu Anhu berkata,

Hindarilah oleh kalian kekenyangan dalam makan dan minum, kerana sesungguhnya ia dapat merusak tubuh dan mendatangkan penyakit, dan menyebabkan malas dalam menjalankan shalat. Hendaklah kalian berlaku sederhana dalam makan dan minum, kerana sesungguhnya hal itu akan lebih baik bagi tubuh dan jauh dari pemborosan. Sesungguhnya Allah sangat membenci orang yang besar dan gemuk, dan tidaklah seseorang akan celaka sehingga dia mendahulukan syahwatnya atas agamanya.”[2]

Tidak diragukan lagi bahawa wanita Muslimah sentiasa menjauhkan diri dari berbagai macam narkotik, hal-hal yang membahayakan, apalagi hal-hal yang diharamkan yang telah memakan banyak korban wanita di Negara yang jauh dari petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Selain itu, dia juga akan menghindarkan diri dari berbagai budaya yang menyerang masyarakat Islam dan juga kaum Muslimin, misalnya membuang waktu dan bermain-main. Tetapi wanita Muslimah akan selalu tidur cepat dan bangun juga cepat untuk menjalankan aktivitasnya sehari-hari dan menunaikan kewajibannya dengan penuh semangat, aktif, dan lapang dada. Api semangatnya tidak dipadamkan oleh perkara yang tiada guna, dan kekuatannya tidak dihilangkan oleh kebiasaan buruk. Dia selalu aktif dan dinamis kerana mengerjakan pekerjaan, kerana dia selalu merawat dirinya dengan teratur, sehat dan alami, serta memeliharanya dengan rajin dan penuh semangat.

Selain itu dia juga mengetahui bahawa Mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada Mukmin yag lemah, seperti yang dijelaskna dalam hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Oleh kerana itu, dia sentiasa menperkuat tubuhnya dengan cara teratur, sihat dan alami dalam kehidupannya,.

Wallahu huwal Muwaffiq
Bab 2: Rajin Berolahraga akan datang…
Referensi:

  1. Hadits ini hasan. Diriwayatkaan oleh Ahmad, Tirmidzi, dan

lain-lainnya, dan dishahihkan oleh Al-Hakim.

  1. Al-Hanzu Al-Kabir, VIII/48. Lihat juga artikel yang berjuul Bahaya kenyang bagi tubuh, akal dan jiwa, yang ditulis oleh Dr. Thayib Muhammad Nadhim Nasimi di majalah Hadhratuu Al-Islami, dua edisi, V dan VI tahun ke 15.
  2. Adabul Mufrad

Wanita Muslimah dan kewajiban memelihara diri.

Bismillah was solaatu was salamu a’la Rasulillah,

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Al-Handhaliyyah disebutkan bahawa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah bersabda kepada para shahabatnya ketika mereka hendak mendatangi saudara-saudara mereka.

Kalian akan mendatangi saudara-saudara kalian. Kerananya, perbaikilah kenderaan kalian, dan pakailah pakaian yang bagus sehingga kalian menjadi seperti tahi lalat di tengah-tengah umat manusia. Sesungguhnya Allah tidak menyukai suatu yang buruk.”

[Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Hakim dalam bukunya Al-Mustadrak, dan isnadnya hasan]

Wanita Muslimah tidak boleh mengabaikan dirinya, tidak acuh terhadap penampilan yang baik dan bersih di tengah-tengah kesibukannya mengurus rumah dan menjalankan tugasnya sebagai seorang ibu, bahkan selalu menganjurkan untuk sentiasa berpenampilan baik dengan tidak berlebihan. Perhatiannya pada penampilan yang baik itu bersumber dari pemahaman akan keperibadiannya, dan menunjukkan citra rasa dan kecermatan pandangannya pada perannya dalam kehidupan ini, serta menunjukkan benarnya gambaran dirinya terhadap keperibadian sebagai wanita yang normal yang tidak memisahkan penampilan fisik dari penampilan batinnya. Kerana penampilan yang bersih, baik, dan rapi membuat kandungan-kandungan mulia. Dari kedua penampilan itu, lahir dan batin, keperibadian wanita Muslimah terbentuk.

Wanita Muslimah yang cerdas akan senantiasa menyelaraskan diri antara penampilan lahir dengan penampilan batin, dan mengetahui bahawa dirinya terdiri dari tubuh, akal, dan jiwa, sehingga dia akn memberikan hak masing-masing, dan tidak pilih kasih dalam memberikan perhatian tersebut antara satu atas yang lainnya. Penyelarasan itu dilakukan dengan berpegang pada petunjuk Islam yang telah mengajak dan sekaligus menganjurkan untuk melakukan penyelarasan tersebut.

Lalu bagaimana wanta Muslimah dapat merealisasikan keselarasan antara tubuh, akal dan jiwanya?

  1. TUBUHNYA
    1. Sederhana dalam makan dan minum.
    2. Rajin berolahraga
    3. Berbadan dan berpakain bersih
    4. Penuh perhatian terhadap mulut dan giginya.
    5. Selalu merawat keindahan rambut
    6. Berparas menarik
    7. Menghindari tabarujj dan tidak berlebih-lebihan dalam berhias
  1. AKALNYA
    1. Melindungi akalnya dengan ilmu
    2. Ilmu yang harus dipelajari dan ditekuni oleh wanita Muslimah
    3. Penguasaan wanita Muslimah dalam bidang Ilmu
    4. Menjauhkan diri dari hal-hal Khurafat
  1. JIWANYA
    1. Tekun beribadah dan membersihkan diri
    2. Memilih teman yang shalih serta senantiasa menghadiri majlis-majlis keimanan
    3. Sentiasa membaca doa dan zikrullah.

Wallahu huwal Muwaffiq

Akan dilanjutkan….

Plucking Eyebrows.

Plucking Eyebrows is Not Permissible in Islam
And he [Shaytaan] said: ‘I will take an appointed portion of Your slaves;

Verily, I will mislead them, and surely, I will arouse in them false desires; and certainly, I will order them to slit the ears of cattle, and indeed I will order them to change the nature created by Allaah.’ And whoever takes Shaytaan as a wali (protector or helper) instead of Allaah, has surely suffered a manifest loss.”

[Al-Nisa’ 4:116-119]

In al-Saheeh, it was reported that Ibn Mas’ood (may Allaah be pleased with him) said: “Allaah has cursed the women who do tattoos and those who have this done, the women who pluck eyebrows and those who have this done, and the women who file their teeth and change the creation of Allaah.” Then he said: “Should I not curse those whom the Messenger of Allaah (peace and blessings of Allaah be upon him) cursed, when it says in the Qur’aan (interpretation of the meaning): ‘… And whatsoever the Messenger gives you, take it, and whatever he forbids you, abstain (from it)…’ [al-Hashr 59:7]”

Wearing High-heeled shoes.

What is the Islamic Ruling Concerning Wearing High-Heeled Shoes?

Allah says in Quran …….”and that they should not strike their feet in order to draw attention to their hidden ornaments.”…. [Surah An-Nur 24:31]

According to Shaikh ibn Uthaimim, they are not allowed since they are besides the norm and they lead the woman to expose her beauty and make people look at her. Allah (SWT) has said:

Do not display yourselves like that of the times of ignorance. (al-Ahzab 33)

Everything that leads the woman to displaying herself and showing her beauty and in such a beauteous way distinguishing herself from the other women is forbidden and not allowed.

And according to another scholar, Sheikh Ibn Baz:

“The least that can be said is that it is disliked.

First, it is a kind of deception because it makes the woman look taller than she is.

Second, it is dangerous for the woman because it is easy to fall in them.

Third, it has negative health consequences as the doctors have concluded.”

It has also been proven that the woman’s hips actually swing more with high heels as well thus contributing to the act of Tabarruj (displaying beauty and ornaments to strangers.

From Fataawa al-Lajnah al-Daa’imah, Majallat al-Buhooth, 9/46.

Moreover, it also makes a woman lean forward (maa’ilah ila al-amaam), so there is the fear that the warning issued to those women who walk with an enticing gait (al-maa’ilaat al-mumilaat) may apply to her too [in the hadeeth which says that such women will never even smell the fragrance of Paradise from afar]. It also harms the back, as has been proven medically. The heels also make a sound which attracts the attention of men and is a temptation to them. We ask Allaah to keep us all safe and sound.

Women wearing pants.

A woman should not appear in front of men wearing pants or trousers for two reasons:

1 – They show the shape of the woman’s legs

2 – Wearing them is an imitation of men

Shaykh Ibn ‘Uthaymeen said, What I think is that it is haraam for women to wear pants, because they are an imitation of men. The Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) cursed women who imitate men. It also takes modesty away from the woman, because it opens the door to wearing the clothes of the people of Hell, as the Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) said: “There are two types of the people of Hell whom I have not seen…” and he described one of them as being, “women who are clothed yet naked, walking with an enticing gait, with something on their heads that looks like the humps of camels, leaning to one side. They will never enter Paradise or even smell its fragrance, although its fragrance can be detected from such and such a distance.”

Majmoo’ Fataawa: 12, question no. 192, 104.

With regard to wearing pants under a jilbaab, there is nothing wrong with that, rather it is more covering and more protective, if the jilbaab is wide and concealing and does not have any splits that show what is underneath it.

Shaykh ‘Abd al-Razzaaq ‘Afeefi (may Allaah have mercy on him) said: If a woman wears pants and puts over them a wide garment then she will not be resembling men, so long as she wears them underneath her garments. End quote from Fataawa al-Shaykh ‘Abd al-Razzaaq ‘Afeefi, p. 573.

The basic principle is that the woman’s jilbab should be wide and cover the tops of her feet, because of the report narrated by al-Tirmidhi (1731), al-Nasaa’i (5336), Abu Dawood (4117) and Ibn Maajah (3580) from Ibn ‘Umar (may Allaah be pleased with him) who said: The Messenger of Allaah (peace and blessings of Allaah be upon him) said: “Whoever lets his garment drag out of pride, Allaah will not look at him on the Day of Resurrection.” Umm Salamah said: “What should women do with their hems?” He said: “Let them down by a handspan.” She said: “But then their feet will be uncovered.” He said: “Then a cubit, but no more than that.” This hadeeth was classed as saheeh by al-Albaani in Saheeh Sunan al-Tirmidhi.

(See Islam Q&A Fatwa: 60131)